1.
Jelaskan hakikat bisnis
Hakikat bisnis adalah usaha untuk memenuhi
kebutuhan manusia ( produk atau jasa ) yang bermanfaat bagi masyarakat.
Businessman (Seorang pebisnis) akan selalu melihat adanya kebutuhan masyarakat
dan kemudian mencoba untuk melayani secara baik sehingga masyarakat menjadi
puas dan senang. Dari kepuasan masyarakat itulah si pebisnis akan mendapatkan
keuntungan dan pengembangan usahanya.
2.
jelaskan karakteristik profesi bisnis
- Keterampilan yang berdasarkan pada pengetahuan
teoritis : Professional dapat diasumsikan mempunyai pengetahuan teoritis yang
ekstensif dan memiliki keterampilan yang berdasarkan pada pengetahuan tersebut
dan bisa diterapkan dalam praktik.
- Assosiasi professional : Profesi biasanya memiliki badan yang diorganisasi oleh para anggotanya, yang dimaksudkan untuk meningkatkan status para anggotanya.
- Pendidikan yang ekstensif : Profesi yang prestisius biasanya memerlukan pendidikan yang lama dalam jenjang pendidikan tinggi.
- Ujian kompetensi : Sebelum memasuki organisasi professional, biasanya ada persyaratan untuk lulus dari suatu tes yang menguji terutama pengetahuan teoritis.
- Pelatihan institusional : Selain ujian, biasanya dipersyaratkan untuk mengikuti pelatihan institusional dimana calon profesional mendapatkan pengalaman praktis sebelum menjadi anggota penuh organisasi.
- Lisensi : Profesi menetapkan syarat pendaftaran dan proses sertifikasi sehingga hanya mereka yang memiliki lisensi bisa dianggap bisa dipercaya.
- Otonomi kerja : Profesional cenderung mengendalikan kerja dan pengetahuan teoretis mereka agar terhindar adanya intervensi dari luar.
- Kode etik : Organisasi profesi biasanya memiliki kode etik bagi para anggotanya dan prosedur pendisiplinan bagi mereka yang melanggar aturan.
- Assosiasi professional : Profesi biasanya memiliki badan yang diorganisasi oleh para anggotanya, yang dimaksudkan untuk meningkatkan status para anggotanya.
- Pendidikan yang ekstensif : Profesi yang prestisius biasanya memerlukan pendidikan yang lama dalam jenjang pendidikan tinggi.
- Ujian kompetensi : Sebelum memasuki organisasi professional, biasanya ada persyaratan untuk lulus dari suatu tes yang menguji terutama pengetahuan teoritis.
- Pelatihan institusional : Selain ujian, biasanya dipersyaratkan untuk mengikuti pelatihan institusional dimana calon profesional mendapatkan pengalaman praktis sebelum menjadi anggota penuh organisasi.
- Lisensi : Profesi menetapkan syarat pendaftaran dan proses sertifikasi sehingga hanya mereka yang memiliki lisensi bisa dianggap bisa dipercaya.
- Otonomi kerja : Profesional cenderung mengendalikan kerja dan pengetahuan teoretis mereka agar terhindar adanya intervensi dari luar.
- Kode etik : Organisasi profesi biasanya memiliki kode etik bagi para anggotanya dan prosedur pendisiplinan bagi mereka yang melanggar aturan.
3. jelaskan
pergeseran paradigma dari pendekatan stockholder ke stakeholderPergeseran paradigma dari pendekatan stockholder kependekatan
stakeholder dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap
proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu
proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi,
menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.
4. jelaskan tanggung jawab moral
& sosial bisnis
a.
Mengandaikan bahwa suatu tindakan dilakukan dengan sadar dan tahu. Tanggung
jawab hanya bisa dituntut kalao ia bertindak dengan sadar dan tahu mengenai
tindakannya serta konsekuen dari tindakannya.
b.
Tanggung jawab yang mengadaikan adanya kebebasan bahwa tindakan itu dilakukan
secara bebas bukan dalam keadaan dipaksa atau terpaksa, secara moral ia tidak
bisa dituntut bertanggung jawab atas tindakanya itu.
c.
Tanggung jawab yang mensyaratkan bahwa orang yang melakukan tindakan tertentu
memang mau melakukan tindakan itu, kecuali kalau masih ada alternatif lain
baginya untuk bertindak secara lain dalam keadaan terpaksa.
5. jelaskan
kode etik perusahaan (contohnya)
kode etik
perusahaan merupakan suatu tatanan etika yang telah disepakati oleh
suatu kelompok masyarakat tertentu. Kode etik umumnya termasuk dalam norma
sosial, namun bila ada kode etik yang memiliki sangsi yang agak berat, maka
masuk dalam kategori norma hukum.
Kode Etik juga dapat diartikan sebagai
pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis dalam melakukan suatu kegiatan atau
pekerjaan. Kode etik merupakan pola aturan atau tata cara sebagai pedoman
berperilaku. Tujuan kode etik agar profesional memberikan jasa sebaik-baiknya
kepada pemakai atau nasabahnya. Adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang
tidak profesional.
Dalam kaitannya dengan profesi, bahwa
kode etik merupakan tata cara atau aturan yang menjadi standart kegiatan
anggota suatu profesi. Suatu kode etik menggambarkan nilai-nilai professional
suatu profesi yang diterjemahkan kedalam standaart perilaku anggotanya. Nilai
professional paling utama adalah keinginan untuk memberikan pengabdian kepada
masyarakat.
contoh kode etik yang biasanya berlaku
pada perusahaan-perusahaan yaitu :
1. Jam
masuk kerja jam 08.00 dan dispensasi keterlambatan hanya 5 menit.
2. Tidak
boleh bermain game di kantor.
3. Harus
lapor kepada atasan masing-masing departement jika ingin ijin keluar kantor.
4. Barang-barang
pesanan dikeluarkan oleh bagian gudang.
5. Penggunaan
internet hanya untuk urusan pekerjaan.
6. Setiap
karyawan tidak boleh sembarangan membuka file karyawan lain.
6. Menurut Covey Sebuah Keputusan Yang
Baik adalah yang bisa menyeimbangkan keempat kompetensi, yaitu: Tubuh (PQ),
Intelektual (IQ), Hati (PQ) dan Jiwa/Roh
(SQ)
setuju,
karena didalam setiap mengambil keputusan harus menyeimbangi kompetensi Tubuh (PQ), Intelektual (IQ), Hati (PQ)
dan Jiwa/Roh (SQ). Yakinlah bahwa keputusan tersebut adalah yang terbaik
dan memang benar harus dilakukan. jika memang sudah memutuskan untuk suatu hal,
maka jangan sampai ada keraguan atau takut akan bayang-bayang yang belum tentu
terjadi.
contoh,
jika kita benar membuat keputusan lewat keputusan yang cepat. Maka kita akan
dibilang, “Keputusan yang cepat dan tidak menunda-nunda dari si A telah
membuahkan hasil.” Di sisi lain, jika kita membuat keputusan yang benar lewat
keputusan yang lambat, maka akan keluat statemen, “Keputusan penuh perhitungan
dari si A telah menyelamatkan kehidupan banyak orang.”
Nah,
kemudian contoh oposisinya, jika keputusan kita cepat, dan SALAH, maka komentar
yang keluar adalah seperti ini, “Keputusan yang terburu-buru tanpa pikir
panjang dari si C merusak segalanya.” Sebaliknya, jika keputusan lambat dan
SALAH, maka inilah komentarnya, “Terlalu banyak memikirkan pilihan, akhirnya
keputusan lambat dari si C tetap membawa petaka.” Got it?
Jadi
intinya, seperti yang coba saya tekankan di awal, bahwa dalam membuat
keputusan, bukan proses dan cara kita yang dilihat, melainkan apa hasil dari
keputusan itu. Jadi jika ada yang bertanya, “Sebaiknya dalam membuat
keputusan itu cepat atau lambat sih?” Jawablah, “Buat keputusan yang BENAR”
0 komentar:
Posting Komentar